Minggu, 05 Juni 2011

Menu Dunia Pendidikan (Menyambut Tahun Ajaran Baru)

Memasuki dunia pendidikan di negeri ini, tidak bedanya kita masuk ke sebuah rumah makan atau restoran juga cafe, banyak menu yang disodorkan. Program reguler, ini menu biasa, disajikan dengan rasa standar walau ada campuran bahan impornya, masalah harga tentunya tergantung rumah makan, restoran atau cafe kelas apa yang kita masuki.

Untuk menu berstandar internasional, sesederhana apa pun rumah makan, restoran atau cafe yang kita masuki pasti harganya lebih mahal dari menu reguler, harap maklum pada menu ini banyak sekali bahan impornya, sedikit tersedia menu tahu tempe lebih banyak bahan makanan terbuat dari keju ataupun roti-rotian. Untuk juru masaknya, kadang dipaksakan agar bisa memasak hidangan berstandar internasional, para pengajar dengan sangat terpaksa mengikuti kursus bahasa Inggris agar bisa membaca resep.

Bilingual adalah bagian dari menu berstandar internasional, ada dua pilihan bahasa untuk memesan hidangan.

Akselerasi, ini menu istimewa karena tidak semua murid bisa menyantap hidangan ini, ibarat secangkir expresso yang tidak semua penikmat kopi bisa meminumnya.

Semua menu yang tersaji tujuannya satu memuaskan para pelanggan. Semua program pendidikan yang dibuat oleh pemerintah bertujuan satu, ingin memintarkan anak bangsa ini seperti tujuan Ki Hajar Dewantoro, Boedi Oetomo dan para pendiri bangsa.

Kenyataan yang dihadapi dari program tersebut adalah justru banyak orang tua yang amat sangat merasa terbebani, soal biaya tentunya.

Toh sebagai seorang ahli dagang pemerintah kita hanya menjalani program sekolah gratis hanya dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama saja, padahal mereka tahu biaya pendidikan untuk sekolah yang tingkatannya lebih tinggi amat memerlukan biaya.

Ada program BOS ada juga penyelewengan, sebagai ahli dagang pemerintahlah yang tahu untung ruginya bila sekolah di negeri ini dari mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi bisa gratis.

Sebut saja Pak Kirman, seorang buruh dengan penghasilan pas-pasan yang dianugerahi seorang anak yang pintar, nilai Ujian Nasionalnya bila dibagi dengan pelajaran yang diuji hampir mencapai nilai sempurna, 100. Sedang bingung memilih rumah makan, restoran atau cafe mana yang akan dimasuki anaknya?

Memilih sekolah mana yang sesuai dengan taraf hidupnya, yang biaya pendidikannya tidak mengganggu kepulan asap dapurnya. Bila anaknya dimasukkan di sekolah "murah" sayang sekali kepandaian anaknya jauh di atas rata-rata dari siswa yang bersekolah di sana, tidak mempunyai saingan untuk mengasah otaknya agar bisa lebih baik dari sekarang, juga bila masuk ke sekolah "mahal" walaupun keringat Pak Kirman mengalir sampai jauh, dia tidak akan mampu membiayainya.

Berat rasanya harus menulis kata "murah" dan "mahal" di dunia pendidikan. Derita Pak Kirman dirasakan juga oleh banyak orang tua yang dianugrahi anak pandai di negeri ini.

Suasana pendidikan kembali pada zaman era penjajahan Belanda, di mana yang dapat bersekolah dengan fasilitas baik, dengan pengajar yang baik hanyalah bangsa Belanda atau kaum priyayi juga mereka yang punya uang, untuk rakyat jelata silakan bersekolah di bawah pohon bambu walau mereka tidak kalah kepintarannya dengan kaum tersebut.

Pak Munir lain lagi, mempunyai anak yang berprestasi, sang anak berkeinginan masuk ke sekolah favorit, sekolah idaman para murid yang berprestasi, namun biaya hidupnya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Dan Pak Munir pun melakukan upaya religi dengan berdoa setelah salat malam agar Allah mengetuk pintu hati Presiden, pejabat dan juga anggota Dewan yang secara ikhlas telah dipilihnya agar bisa memberikan jalan keluar untuk dirinya agar bisa menyekolahkan anaknya pada sekolah pilihan putranya itu.

Harapan sederhana Pak Munir di dalam doanya adalah biaya pembangunan gedung DPR dapat dialihkan untuk membiayai pendidikan putra-putri terbaik negeri ini.

Dia pun yakin para anggota DPR tidak melakukan salat malam agar segera dibangun gedung yang baru, karena mereka tidak perlu berjuang walau dengan cara berdoa.

Jadi apakah tujuan pemerintah kita membuat menu pendidikan semacam itu?

Benar ingin meneruskan keinginan luhur para pendiri bangsa, yang bercita-cita menciptakan manusia negeri ini lebih maju, lebih pintar?

Atau pemerintah secara tidak sadar sudah melakukan apa yang dilakukan pemerintahan Belanda masa penjajahan dulu? Tujuan apa pun yang diinginkan pemerintah dalam dunia pendidikan selayaknya disertai solusi bagi seluruh rakyat.

Di dalam Undang-Undang Dasar jelas ditulis seluruh warga negara, seluruh rakyat berhak mendapat pendidikan, tidak ada tambahan pada Undang-Undang Dasar tulisan "bagi rakyat yang mampu". Jadi jelas negara atau pemerintah berkewajiban memberi pendidikan bagi rakyatnya. Semua orang tua berkeinginan menyekolahkan putra-putri mereka setinggi-tingginya.

Tidak semua orang tua mampu membiayainya.

Pak Kosasih bernasib sedikit lebih baik dari Pak Kirman dan Pak Munir, selain dianugerahi putri yang pintar, hidupnya juga "lumayan" cukup. Ya cukup untuk memberi makan anak istrinya, kadang juga sesekali mengajak keluarganya untuk berwisata walau hanya ke kebun binatang.

Beruntung Pak Kosasih masih bisa menyisihkan sedikit gajinya untuk ditabungkan pada sebuah bank terpercaya,walau baru ketahuan belakangan ini bank kepercayaannya juga berhasil dibobol miliaran rupiah.

Namun nasib baik Pak Kosasih diuji Allah.

Lelaki itu dihadapi pada pilihan menjadi orang tua yang baik dengan menyekolahkan anaknya di sekolah yang baik, membawa putrinya masuk ke rumah makan, restoran atau cafe yang baik agar bisa mencicipi menu internasional? Atau lelaki itu lebih memilih menjadi muslim yang baik, berupaya menjadi muslim yang sempurna dengan menunaikan ibadah haji?

Sebab biaya sekolah putrinya tersebut setara bahkan sedikit lebih mahal dari biaya keinginannya menjadi Pak Haji.

*) Nama-nama diatas adalah bukan nama sebenarnya
**) Tulisan diatas merupakan kutipan dari detik
***)tulisan ini dibuat hanyalah sebagai opini belaka

Sukses, Manusia, dan Keberagamannya

Setelah sekian lama tidak ngupdate blog (karena lagi liburan panjang) dan kebetulan juga nemu random quotes dari salah seorang temen, ya yang isinya sebagai berikut...
I kinda 'hate' it when some people seem to enforce their pattern of 'pathway to success' to other people and stress it as the only option for everybody just because they find it (relatively) easy for them to do so (as they have such capability).

I mean, everyone has their own inherent obstacles. And as long as someone is able to keep him/herself decisive and optimistic, it is really okay for him/her to draw his/her unique way of success, even if it's considered unusual or unsuccessful by some other people or, let say, majority of 'successful people'.
 Setujukah kalian? ya walaupun bagaimana juga tak bisa dipungkiri bahwa manusia itu adalah makhluk berkelompok ya kalo dulu kata guru sosiologi itu individu dan sosial gitu deh... 
dan sudah merupakan kodrat manusia pulalah kalo mereka (atau lebih tepatnya kita ya? :O) mendapatkan ability nya dari meniru (ya except buat menangis ma buang air aja sih). Kita ambil contoh aja, saat kita lahir default ability kita adalah crying yang efeknya bahkan semua orang rela memberikan apapun demi menghentikan ability kita ini, lalu kita diajarin buat ngomong, berkomunikasi dengan dunia luar dengan bahasa yang ya... rata2 sekelompok besar manusia mengerti lah (bisa bahasa daerah, bahasa persatuan atau bahasa internasional tergantung menu nya). Saya gak ngerti tentang bahasa ibu dan bayi, soalnya saya dulu blom sempet inget memakainya :P
Lalu, kita diajari untuk berpindah tempat (baca: berjalan), dimulai dari tengkurap, duduk, merangkak, berdiri, berjalan, kemudian berlari. Saya yakin semua dari pembaca pernah mengalami fase pembelajaran berpindah tempat, namun apa bila saya tanya berapa umur kalian saat kalian bisa berjalan? mungkin jawabannya belum tentu sama, ada yang 2 tahun, 3 tahun, dsb...

Lantas apa maksud analogi diatas? kembali pada quote awal kita diatas yang kira-kira artinya bahwa setiap orang memiliki gangguan, ancaman, tantangan, dan hambatan nya sendiri dalam mencapai tujuan. Tujuan disini dianalogikan dengan berjalan, sedangkan prosesnya mungkin bisa sama dan berbeda tergantung dari kesempatan, keinginan, kemampuan, dan kesungguhan mereka masing-masing.

Namun bukan berarti random quote diatas benar 100%, ya sekarang andaikan tidak ada orang sukses yang menginspirasi kita, mungkin kita sendiri bahkan tidak tahu yang mana yang disebut sukses itu, secara tidak langsung maupun langsung kita juga harus berterima kasih pada orang-orang yang sukses dan berprestasi, karena dengan adanya mereka dapat membuat orang yang belum meraih kesuksesan untuk berusaha sesuai dengan kemampuan nya sendiri.
terimakasih untuk semua orang yang sudah berprestasi, karena prestasi kalian bisa memberikan semangat untuk maju bagi orang lain. walaupun kalian tidak sadar. walaupun kalian tidak ingin, tapi kalian adalah sumber inspirasi bagi orang lain.

Rabu, 25 Mei 2011

Strategi Membangun Jaringan

Untuk Teman-temanku yang selalu berusaha menapaki jalan menuju kesuksesan dan berbuat kebaikan
~Tidak ada yang bisa membangun karier anda lebih cepat daripada memiliki jaringan~
Mimy Calano dan Jeff Salzman (1988)
 Quote diatas ga berlebihan menurut saya, karena teman akan mendorng anda menuju kesuksesan. Teman baru akan menambah gagasan dan informasi baru. Namun demikian, membangun jaringan butuh ketrampilan juga lho. Monggo disimak.

Jaringan adalah aset anda untuk sukses
Memang membangun jaringan itu menguras banyak waktu dan tenaga, tapi banyak manfaat yang bisa anda ambil :
  • Anda memiliki banyak teman untuk bertukar pikiran, informasi, nasehat, dan strategi
  • Ketika anda mengalami kesulitan, teman adalah salah satu jalan keluar yang akan sangat membantu anda
  • Tidak sedikit teman yang akan menawarkan pekerjaan, berkarier, dan melakukan usaha
  • Jaringan menghindarkan anda menjadi katak dalam tempurung. Jaringan profesi, terutama, adalah tempat anda mengasah ilmu, wawasan, dan ketrampilan anda

Promosikan diri anda
Seperti perusahaan, anda perlu mengiklankan diri anda. Buatlah anda terkenal dan orang lain mengenal anda. Hadiri seminar, tulis artikel di koran/journal, bertanya di seminar/diskusi, jadi pembicara dalam seminar, aktif fb/twitter, dll. Kenali orang lain yang berpotensi menjadi network anda. Pelajari potensi orang tersebut : kemampuannya, gagasannya, pekerjaannya.

Win-win networking
Yang dikembangkan dalam jaringan tentunya semangat menang-menang. Networking bukanlah semangat “I’m OK and you’re not OK”. Networking adalah simbiosis mutualisme “I’m OK and you’re OK”. Ada 2 strategi untuk membangun sikap ‘win-win’ dalam menciptakan jaringan, yaitu :
  1. Tabunglah kebaikan kepada orang lain
  2. Asahalah gergaji anda
Perkenalkan Diri Anda
Ketika anda menghadiri seminar, konferensi, pernikahan, dll, jangan menunggu orang lain memperkenalkan diri kepada anda,tapi andalah yang harus proaktif memperkenalkan diri. Ini strateginya :
  • Saling tukar kartu nama
  • Gunakan waktu coffe break saat seminar, konferensi, atau pernikahan untuk membangun jaringan. Bisa dengan memperkenalkan diri kepada orang di depan atau di belakang antrean makanan/minuman lalu saling tukar kartu bisnis

Strategi Pasca Pekenalan
Setelah mendapat banyak kenalan, anda harus punya strategi agar jaringan yang anda bangun tetap berlanjut dan saling bermanfaat. Strateginya adalah:
  • Buat catatan tentang kenalan anda sehingga tidak lupa, misal pekerjaan, organisasi, keahlian, dll
  • Buat skala prioritas, misalnya A, B, C, D, dan seterusnya. Skala tersebut dibuat berdasarkan orang yang paling penting dimana anda bisa laing bertukar manfaat
  • Jaga hubungan baik, dengan telepon, email, ucapan selamat, saling tukar buku/jurnal, artikel, dll
  • Jangan tergesa-gesa memetik hasilnya, semua ini butuh keuletan dan waktu yang tidak sebentar
  • Bertanyalah. Jika anda punya kesulitan dan teman anda tidak dapat membantu maka mintalah rekomendasi orang yang kira2 bisa membantu anda. Teman yang direkomendasikan itu pun akan menambah jaringan anda
  • Ucapkan terimakasih kepada kenalan yang telah membantu anda. Klo perlu kirimkan kartu ucapan terimakasih karena hal tersebut akan sangat berarti.

Buat Rencana Pengembangan Jaringan
Visi anda untuk membangun jaringan harus diwujudkan dalam rencana-rencana yang pasti dalam bentuk perencanaan pengembangan jaringan seperti berikut :
  1. Tambah kenalan minimal 2 orang per bulan
  2. Hadiri minimal 1 seminar/konferensi per bulan
  3. Bergabunglah dengan organisasi bisnis, kalangan profesional,atau intelektual dari perguruan tinggi dan pemimpin lokal
  4. Kirimkan tulisan/artikel ke majalah, koran, atau jurnal profesional agar orang lebih mengenal anda

That’s All Guys!
Semoga bisa jadi salah satu pijakan menuju kesuksesan!

Sumber : Pintar Komunikasi Lancar Rejeki, Endro Dwi Hatmanto

sampai bertemu di entri berikutnya!

 

PTK yang ada Di Indonesia

Pengen melanjutkan Kuliah yang pasti/kemungkinan besar dapet pekerjaan?
Masuk Perguruan Tinggi Kedinasan adalah salah satu solusinya, ya memang saat ini beberapa sudah tidak gratisan lagi, tapi biayanya masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan Perguruan tinggi umum lainnya,
Beberapa sudah ada yang membuka pendaftaran. Kalo ada yang berminat silahkan buka websitenya aja.
Sumber: PTK EXPO @ STAN 23-24 April 2011
Info yang lain menyusul.

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN)
Kementerian Keuangan RI
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS)
Badan Pusat Statistik

Akademi Meteorologi dan Geofisika (AMG)
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN)
Badan Pertanahan Nasional

Akademi Teknologi Kulit (ATK)
Kementerian Perindustrian RI

Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD)
Kementerian Perhubungan

Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT)
Kementerian Perindustrian RI

Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN)

Akademi Minyak dan Gas Bumi (AKAMIGAS – STEM)
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral

Institut Pendidikan Dalam Negeri
Kementerian Dalam Negeri
<hubungi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) di daerah masing-masing>

Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS)
Kementerian Sosial RI

Sekolah Tinggi Multi Media MMTC
Kementerian Komunikasi dan Informatika

Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP)
Kementerian Hukum dan HAM
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Hukum , dan HAM


 ada beberapa PTK lain sih yang tidak  berpartisipasi dalam PTK EXPO, tapi saya rasa yang diatas sudah cukup kok dijadikan referensi.

 ok sampai bertemu di entri berikutnya

Mengapa Minyak dan Gas Bumi?

karena baru bangun, akhirnya saya memutuskan untuk menulis lagi. *gaknyambunglagi
Setelah sebelumnya saya bercerita tentang employee wanna be, saya ingin share tentang apa sih benefit kerja di bidang MiGas? sehingga banyak sekali temen-temen yang berminat untuk masuk didalam nya?

hal yang saya ketik disini adalah murni IMHO (in my humble opinion) saya dan tidak bermaksud untuk membangga-banggakan salah satu bidang maupun bidang lain...
Sudah bukan merupakan rahasia lagi bahwa hingga saat ini besarnya penghasilan dan fasilitas kesejahteraan yang diberikan perusahaan Minyak dan Gas menjadi daya tarik utama bagi banyak orang untuk berkarir di bidang energi ini.
Sebagai gambaran contoh perbandingan karir perminyakan, dengan hanya berbekal ijazah baru lulusan S1 di perusahaan Minyak Dan Gas bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp. 6 juta/perbulan dan di tahun ke 5, gaji mereka bisa mencapai Rp. 20 juta/bulan.
Kenyataan ini sangat jauh Jauh kalau dibandingkan dengan standar gaji manufacture/ pabrik yang rata-rata hanya memberi Rp. 1.5 juta/ perbulan untuk lulusan baru S1. Di tahun ke 5 perkiraan gaji yang didapatkan pun hanya sekitar Rp 4 juta/bulan saja. Perbandingan gaji yang cukup jauh inilah yang menjadikan karir perminyakan banyak diminati.
Namun apakah dengan fasilitas kesejahteraan yang tinggi tersebut, resiko pekerjaan nya juga kecil? Salah besar!!.... menganut prinsip ekonomi yang seingat saya diajarkan pada waktu SMP dulu bahwa: segala sesuatu yang menghasilkan keuntungan yang besar, juga memiliki resiko yang besar. Lalu apa sih resiko bekerja di perusahaan minyak dan gas bumi?

 PT Badak Bontang Natural Gas Plant

perlu dicatat bahwa pekerja migas yang mendapatkan penghasilan tinggi adalah pekerja lapangan alias field engineer, ya apa pun itu, mau Mechanical engineer, maintenance engineer, process engineer, dsb. Lalu bagaimana dengan pekerja non engineer? setahu saya pendapatan mereka memang dibawah dari engineer, namun apakah lebih tinggi dari perusahaan non migas? saya rasa iya..tapi saya tidak tahu pastinya

Resiko perusahaan minyak dan gas bumi sangat tinggi, mengingat fluida yang dihandle juga highly flammable, sehingga peralatan-peralatan serta teknologi yang dipakai adalah teknologi tinggi, sedikit saja salah memasukkan parameter-mengganti switch, bisa berakibat fatal. Memang seiring majunya teknologi, sudah banyak plant-plant yang telah dilengkapi sistem control yang automatic, yang memudahkan seorang operator untuk mengontrol proses di ruangan yang ber-AC bukan di bawah terik matahari berpatroli untuk mencatat parameter tekanan, level, atau temperatur

ya... saya rasa tulisan ketikan saya diatas sudah cukup banyak, capek juga sih ngetiknya...
oiya buat temen-temen yang masih penasaran brapa sih gaji fresh graduate untuk perusahaan-perusahaan migas? baik saya akan merefer ke blog yang telah mencantumkan gaji-gaji fresh graduate di perusahaan Migas (perubahan sewaktu-waktu dapat terjadi tanpa pemberitahuan). silakan klik ini : penghasilan di perusahaan minyak dan gas bumi
sekian para pembaca setia, sampai ketemu pada entri berikutnya!